teks jalan

Terima Kasih telah mengunjungi blog Kuliner Manisee ini

Kamis, 31 Maret 2011

Papeda

Papeda atau bubur sagu merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.
Papeda dimakan bersama kuah ikan kuning (ikan yang dimasak, dengan kuah yang berwarna kuning). Sebetulnya yang membuat sedap adalah kuah ikannya, karena Papeda sendiri sebagaimana halnya pengganti nasi, dimakan bersama lauknya. Cara mengambil Papeda menggunakan sumpit, sendok atau garpu yang dipegang oleh kedua tangan, diputar dengan cepat sehingga menyerupai gulungan, terputus dari Papeda yang ada dimangkok, kemudian dituang dalam piring, serta diberi kuah ikan kuning. Bagi orang yang sudah terbiasa, cara memakannya sebagaimana orang memakan bubur ayam, bisa langsung diseruput. Namun bagi orang luar Maluku dan Papua, disarankan agar mengambil Papeda sedikit saja, langsung diberi kuah ikan kuning, didorong dan langsung ditelan tanpa dikunyah.
Papeda dibuat dari tepung sagu, tepung sagu sendiri dibuat dengan cara menekok batang pohon sagu atau rumbai. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara 3-5 tahun.
Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang.

Colo - Colo


Colo-Colo
Ini merupakan sambal khas Ambon. Colo-colo adalah sama seperti sambal kecap yang mungkin pernah anda coba, yakni cabe,tomat serta bawang merah keseluruhan di iris-iris sesuai selera. Namun perbedaan pada Colo-Colo yaitu ditambahkan air perasan lemon cina atau jeruk nipis agar sambal terasa lebih segar. Biasanya sambal ini di hidangkan bersama ikan bakar.

Ikan Asar

Ikan Asar

Cara mengasap ikan seperti ini juga populer di Papua dan Sulawesi Utara. Cakalang (skipjack) beda dari ikan tongkol – sekalipun banyak orang yang menganggapnya sama. Orang Maluku menyebut tongkol sebagai komu – warna dagingnya lebih gelap dibanding cakalang. Cakalang dan tongkol berasal dari keluarga yang sama, seperti juga tuna yang dalam bahasa Maluku disebut tatihu. Ketiga jenis ikan ini, sekalipun dagingnya berwarna merah kecoklatan, tetapi setelah dimasak berubah menjadi pucat.

Ikan asar dengan aroma smokey yang khas paling cocok dimakan dengan colo-colo. Keduanya bagaikan hand in glove yang tidak dapat dipisahkan. Di lapak-lapak penjual ikan asar di Galala, juga tersedia ketupat santan, kasbi (singkong) rebus, dan keladi rebus. Pelanggan dapat membawa ikan asar pulang, tetapi dapat pula dimakan di tempat.

Sagu Lempeng

sagu lempeng
Siapa yang tak kenal dengan sagu? Makanan asli khas Maluku ini memiliki teksyur yang kenyal-kenyal jika sudah dimasak. Banyak sekali makanan yang bisa dihasilkan dari tepung sagu. Mulai dari bagea, sinoli (karu-karu), sagu mutiara, dan sagu lempeng. Sinoli terbuat dari tepung sagu segar yang diremas-remas, kemudian disangrai sehingga berbentuk butiran atau gumpalan tak beraturan.

Nah, kalau yang ini tepung sagu diolah menjadi sagu lempeng. Sagu lempeng adalah salah satu jenis makanan yang proses pemasakannay dengan cara dibakar di dalam cetakan yang terbuat dari batu atau tanah liat yang disebut dengan forna. Sehingga menghasilkan lempengan sagu berwarna kecokelatan.

Tapi kini sagu lempeng tidak hanya berwarna kecokelatan saja, tapi ada juga yang berwarna merah muda agar tampilannya lebih menarik. Sagu lempeng biasanya dimakan sebagai camilan ringan bersama dengan kopi atau pun teh. Rasanya agak sedikit keras, jadi berhati-hatilah bagi Anda yang tak bisa makan-makanan yang keras!